Keaneka ragaman Budaya Indonesia
Yang dimaksud dengan keaneka ragaman itu adalah bangsa
indonesia memiliki berbagai macam perbedaan, yang mana perbedaan yang dimiliki
itu bukanlah suatu hal yang dapat dijadikan alasan untuk saling memisahkan diri
namun sebagai bahan perekat dan perbedaan itu sebagai suatu kekayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia.
Sebelum lebih jauh membahas tentang keaneka ragaman terlebih
dahulu kita harus memahami tentang kebudayaan yang dalam bahasa inggris disebut
dengan culture atau bahasa belanda cultuur yang asal bahasanya dari bahasa
latin yang disebut colereyg berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah. Dengan demikian culture atau cultuur diartikan sebagai
segala kegiatan manusiauntuk mengolah dan mengubah alam. ada pula yang
berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya yang berarti daya dari budi, yaitu
berupa cipta, karsa, dan rasa.
Secara kebahasaan adalah;
menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan
system gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Mengenai kebudayaan Indonesia atau
kebudayaan nasional banyak pengertian yang diungkapkan oleh lembaga maupun para
Ahli. Berikut beberpa pendapat masing-masing:
1.Menurut TAP MPR No. II tahun 1998 Kebudayaan nasional yang
berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan
nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
2.Menurut KI Hajar Dewantara Kebudayaan nasional adalah
puncak-puncak dari kebudayaan daerah.
3. Menurut Koenjaraningrat Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang khas dan bermutu dari suku bangsa manapun asalnya asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga [2]. Dari beberapa
pengertian di atas dapat kita ambil garis merah dari sebuah kebudayaan
nasional, bahwa kebudayaan nasioanal adalah sebuah kumpulan dari karya, karsa
manusia Indonesia yang berasal dari semua daerah yang ada, yang mana merupakan
puncak dari segala budaya yang beragam itu.
7 unsur kebudayaan menurut Clyde cluckhohn;
1. Peralatan dan perlengkapan
hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi(pertanian,
perternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hokum, sistem
perkawinan, dan seterusnya)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan seebagainya)
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem kepercayaan (religi
Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia .
keragaman budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri
keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan
daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di
pulau – pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok
sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan
budayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa Indonesia adalah
salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keungulan di bandingkan dengan Negara lainya. Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social
budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya
kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka
diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu.
Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang
penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya local di tengah-tengah
singgunagn antar peradaban itu.
Bukti sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan ,saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya
kebudayaan kraton atau kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan
kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu. Dalam konteks kekinian
dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan parallel
dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu
yang jauh hidup terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat
berjalan terjalin dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai
bahwa konteks keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman
kemlompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih
700’an suku bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok
masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah
masyarakat majemuk yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman
perbedaan yang di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan
semakin tajam. Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi
pendorong untuk mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat
dan keragaman kebudayaan.
Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Masyarakat Indonesia terdiri dari
ratusan suku bangsa yang tersebardi lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku
bangsa memiliki identitas social, politik, dan budaya yang berbeda- beda, seperti
bahasa, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan dan sebagainya. Dangan
idaentitas yang berbeda beda ini, kita dapat mengatakan bahwa Indonesia
memiliki kebudayaan local yang sangat beragam.
Ada beberapa faktor antara lain :
1.Keberagaman suku bangsa
2.Keberagaman bahasa dan dialek
3.Keberagaman agama
4.Keberagaman seni dan budaya
5.Faktor Pembentukan budaya
6.Faktor Perubahan budaya
Contoh-contoh Budaya Lokal
1.Budaya masyarakat sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung
tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah
(someah), murah senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah
Cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan
bagaimana menggunakan bahasa halus untuk
orang tua. Sisingaan Wayang golek
Jaipongan Tarian Ketuk Tilu- Rampak Kendang Suling Kecapi Gong dan
calung.
2. Budaya masyarakat jawa Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya
yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu : wayang. batik Keris,
gamelan
3. Budaya masyarakat batak Sebelum suku Batak Toba menganut agama
Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang
Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran
kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak
Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh
karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang
di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut
akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi
dari sombaon yang menawannya
Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua
orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama
dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama
dengan tingkah laku manusia, hanya
muncul pada waktu malam.
Manfaat Keberagaman Budaya
Tidak semua Negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki
Indonesia. Dengan demikian keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita.
Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat
memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Dalam bidang pariwisata, keberagaman budaya
dapat di jadikan objek dan tujuan pariwisata di indonesia yang bisa mendatangkan
devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia masing-masing daerah
dapat pula di jadikan acuan bagi pembangunan nasional
Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Selain membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak
negative. Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama cirri-ciri, kehendak
dan adat istiadatnya tetunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang
semuanya bebedabeda mengenai hal hal terrsebut. Potensi terpendam untuk
terrjadinya konflik karena ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa
di abaikan begitu saja.
Ragam budaya Indonesia
Jika kita berbicara ragam budaya, ragam budaya di Indonesia merupakan
keniscayaan, sebagaimana kita ketahui Negara Indonesia adalah Negara kepulauan,
jumlah pulau yang ada sejauh ini yang diketahui berjumlah 13.667 pulau. Dan
yang dihuni sebanyak 6000 pulau dengan jumlah penduduk diatas 200 juta, dalam
30 kestuan suku bangsa. Tentunya kebudayaan pun akan berbeda-beda dengan
berbeda-bedanya kepulauan, sehingga jika disebutkan satu persatu kebudayaan
tersebut tentunya tidak menampung untuk lokasi sempit ini. Yang jelas, sejauh
ini kebudayaan yang beragam tersebut tidak pernah membawa kita pada konflik
yang besar dalam kesatuan Negara kita, bahkan ragam budaya di Indonesia merupakan
nilai etik yang dimiliki bangsa ini, yang membuat bangsa ini di segani dalam
kacamata internasional, sebagaimana yang dikatakan Benedic Anderson adalah
sebuah imajinasi
Karena hanya bangsa Indonesia yang mampu hidup berdampingan diantara
satu budaya dan budya lainnya yang dimiliknya dengan aman dan damai, bahkan
saling memasuki satu sama lain. padahal pada kenyataannya hal ini tentunya akan
menimbulkan konflik. Sehingga harus diakui bahwa ada keanekaragaman budaya.
Namun harus diakui pula bahwa keanekaragaman budaya itu tidak mengandaikan satu
perbedaan yang tidak terjambatani. (Andre Ata Ujan dkk, 2009: 34) maka
sesungguhnya dalam keanekaragaman budaya selalu terdapat nilai-nilai bersama
yang menjadi titik temu dalam membangun relasi sosial.
Tetapi titik temu ini seperti sudah dikemukakan dalam essensialisme
budaya, bukan merupakan budaya untuk memaksa pola dan paradigm dari budaya
tertentu agar menjadi satu nilai yang diterima secara universal, melainkan
melihat apa yang sesungguhnya merupakan nilai yang dikejar tanpa apriori
(pendekatan anti essensialist) Dengan demikian keragaman budaya di Indonesia
bukanlah masalah bagi keberlangsungan hidup masyarakat, namun bahkan bisa
menjadi pendukung satu sama lain, apa lagi ragam budaya tersebut berdasar pada
ideology bangsa ini yakni pancasila, sehingga akan terbentuklah sebuah
masyarakat yang damai dan bertoleransi tinggi Menjaga Kebudayaan Indonesia
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kebudayaan nasional
kita, seperti mencintai budaya sendiri atau mengadakan acara kompetisi seni
budaya, atau seperti:
1. Mengadakan kesenian daerah sebagai ekstarkulikuler
Ekstrakulikuler adalah suatu sarana pengembangaan bakat dan minat
peserta didik di sekolah. Sehingga mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat
yang ada di dalam diri mereka. Bila dikaitkan dengan kebudayaan indonesia,
memang masih ada beberapa sekolah yang menyediakan ekstarkulikuler berupa
tarian tradisional namun, bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang
mengadakan ekstrakulikuler ala barat seperti break dance maka, jumlah minoritas
ada dikebudayaan indonesia. Bila dicanangkan kebudayaan indonesia seperti:
tarian, seni suara, dan permainan menjadi ekstrakulikuler yang diutamakan, maka
bakat para peserta dididk yang belum dapat tersalurkan dengan baik akan
tersalurkan dengan baik. Sehingga potensi mereka pun menjadi potensi
berkembangnya dan melekatnya kebudayaan indonesia di indonesia.
2. Mengadakan berbagai jenis
perlombaan yang bertemakan kebudayaan Budaya indonesia yang sangat beraneka
ragam dan tercipta dengan proses yang sangat panjang namun, pada saat ini
akar-akar budaya yang sangat berharga bahkan tak ternilai harganya diabaikan, dilupakan, dan
sengaja ditinggalkan. Sehingga wajar saja
jika kebudayaan kita satu persatu “diculik” oleh Negara tetangga,
sebagaimana yang terjadi beberapa waktu lalu. Untuk itu kiranya penting untuk
memlihara kebudyaan kitag dengan mengadakan lomba-lomba yang bernafaskan
kebudyaan, sehingga nilai-nilai penting kebudayaan bisa tertanam sedini mungkin
pada peserta lomba.
3. Mengadakan seminar dan pertunjukan kebudayaan Dengan mengadakan
seminar dan pertunjukan kebudayaan indonesia, diharapkan dapat menimbulkan rasa
cinta dan bangga terhadap budaya indonesia. Bila kita menganalisis, mengapa
budaya barat cepat berkembang di indonesia. Bahkan, dapat menggusur kebudayaan
asli indonesia adalah karena faktor publikasi. Publikasi yang sangat gencar
dilakukan di berbagai media cetak maupun elektronik membuat genarasi muda
indonesia menjadi penasaran dan ingin mencobanya. Pada saat mereka mencoba,
mereka akan merasa sangat senang karena hal ini disebut-sebut sebagai
trensenter dan termasuk hal yang modern.
Bila kita mau lebih banyak mempublikasikan budaya kita sendiri, bukan
hal yang mustahil indonesia menjadi negara terbesar karena keragaman budayanya.
Faktanya kita sedikit lalai saja sudah ada 32 kebudayaan kita yang diklaim oleh
negara/oknum lain. Usaha-usaha di atas, hanyalah sebagian kecil dari hal-hal
yang bisa kita lakukan untuk memelihara kebudayaan
Indonesia, yang pada orientasinya adalah tergantung pada diri kita sendiri.
Sudah sepantasnya generasi muda untuk bangkit mempertahankan kebudayaan mereka
yakni budaya indonesia guna bersaing dengan budaya luar, lebih- lebih pada era
globalisasi ini.
Menyikapi keragaman budaya di Indonesia . Dalam menyikapi kebudayaan
yang beragam di Negara Indonesia, kita bisa melihat beberapa penelitian yang
sudah dilakukan oleh para pemikir kita, seperti apa yang telah dilakukan oleh
lembaga penelitian kebudayaan Indonesia yang kita kenal dengan LIPI (Lembaga
Ilmu dan Penelitian Indonesia), yang kemudian berkesimpulan bahwa sesungguhnya
keberagaman budaya yang kita miliki harus kita lestarikan, karena hal itu
merupakan ciri khas bangsa Indonesia, dengan keberagaman itulah Indonesia akan
jaya.
Sejalan dengan hal itu, UNESCO juga telah mendeklarasikan akan
pentingnya menjaga sebuah keanekaragaman dalam berbudaya, sebagaimana yang kami
kutip dalam Harian Kompas yang kami akses di internet, bahwa deklarasi tersebut
telah terjadi tanggal 20 november 2001 di paris prancis. Deklarasi tersebut
mempunyai dua tujuan yakni melestarikan keanekawarnaan budaya sebagai harta
hidup yang dapat diperbarui sehingga tidak boleh dianggap warisan yang tidak
berubah, melainkan sebagai proses yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Tujuan lain adalah untuk menghindari segregasi dan fundamentalisme yang
ingin menghalalkan perbedaan atas nama kebudayaan sehingga bertentangan dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Tambahan pula, keberagaman budaya bangsa
Indonesia memberikan nilai estetika tersendiri dalam tatanan kehidupan,
sehingga dengan begitu nilai-nilai kebudayaan semakin berkembang dengan diikuti
oleh nilai-nilai toleransi dalam masyarakat kita. Adapun dalam menyikapi keberagaman
budaya di Indonesia, kita tidak akan terlalu dibuat repot, karena sejauh ini,
di tengah keragaman budaya yang menyelimuti bangsa ini, kita tidak pernah
dihadapkan dengan pertentangan atau perseteruan dikalangan pemegang budaya
masing-masing. Karena pada hakikatnya keragaman tersebut telah diatur dalam
undang-undang dasar yang kemudian menyatukannya dalam sebuah wadah yakni
kebudayaan nasional atau kebudayaan bangsa yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana pergulatan antara budaya kita yang beragam ini dengan budaya dari
luar yakni budaya asing, yang mana dewasa ini sedang keras-kerasnya arus
akulturasi budaya luar menyerang kebudayaan negeri kita.
Sehingga kita sering dihadapkan dengan keadaan budaya kita yang
terkadang kita temukan di ujung tanduk. Pergulatan budaya kita dengan budaya
luar lebih disebabkan dan dimulai dengan dijajahnya bangsa kita oleh beberapa
Negara Eropa, yang mana hal ini telah memakan sebagian dari budaya kita, yang
sampai kita merdeka, hal itu tetap berjalan karena keterlenaan kita menikmati
permainan mereka, sehingga muncullah sebagaimana yang dikatakan M. tasrif dalam
artikel beliau istilah kebudayaan dan relasi yang timpang.
Lantas bagaimanakah cara kita menghilangkan relasi yang timpang
tersebut?. Dewasa ini, ada dua bentuk sikap yang muncul untuk melakukan
perubahan, pertama adalah sikap reaktif yakni dengan cara menolak dan bahkan
kalau dapat menghancurkan produk-produk
kebudayaan luar. Yang kedua adalah sikap kreatif yakni menjadikan produk
kebudayaan luar sebagai bahan untuk diolah kembali secara kreatif dan
disesuaikan dengan kebudayaan saetempat. Dalam orientasinya sikap yang pertama
sejauh ini tidak memberikan hasil apapun, bahkan semakin memperburuk keadaan
seperti hilangnya nyawa dan harta, hal inilah yang dewasa ini kita kenal dengan
terorisme. Adapun yang kedua lebih efektif, karena dengan hal itu kita bisa
bersaing dengan kebudayaan luar meski awalnya kita awali dengan mengambil
budayanya.
Dalam proses kreatif ini Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga hal yang dikenal
dengan “trikon”, yaitu: konsentrisitas, kontinui tas, dan konvergensi. Dimana
yang pertama bermakna menekankan adanya sesuatu inti (sentrum) dari mana suatu
budaya mulai digerakkan. Dan yang kedua bermakna menunjuk perkembangan suatu
kebudayaan dalam waktu: hari ini adalah lanjutan hari lampau dan akan berlanjut
ke hari esok. Adapun yang ketiga adalah menunjuk gerak kebudayaan dalam ruang,
dimana kebudayaan yang berbeda- beda akan menuju ke satu kebudayaan dunia yakni
kebudayaan umat manusia. Dengan demikian dalam menyikapi kebudayaan bangsa kita
yang beragam ini, perlu adanya kesadaran diri untuk mencintai budaya sendiri
dengan tidak terlalu membudayakan budaya luar, misalnya dengan menggali
nilai-nilai inti atau idiologi bangsa kita, (dalam hal ini pancasila) guna
membentuk sebuah ukuran bermu’amalah dari nilai dasar tersebut agar tercipta
sebuah budaya yang mengakar dalam inti ideologi tersebut yang pada hakikatnya
menjadi ruh bangsa Indonesia sendiri.
Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah
kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang merupakan puncak
tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri
memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal
itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki
karakteristik tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan
bangsa kita, kita bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan
seminar-seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah
kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan
dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti
kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada
ideology pancasila. Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu
perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman
dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat
dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan empati.
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
1. Persebaran suku bangsa di
Indonesia
Suku bangsa adalah bagian
dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri
itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang
dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa,
adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara lain warna
kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu
suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat
(keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama.
Mereka juga merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka
mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang
mereka.
Ada teori yang menyatakan
penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang.
Ada juga teori “Nusantara.” Mari kita bahas kedua teori ini. Menurut teori
pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua
gelombang terpenting.
1. Gelombang pertama terjadi
sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam pe-riode ini kemudian
dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu
Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik
Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua
adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di
Sulawesi.
2. Gelombang kedua terjadi
sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu
Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu
Muda adalah suku bangsa Jawa, Minangkabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.
Menurut teori “Nusantara”
penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli,
seperti J.Crawfurd, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut
para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang
tinggi pada bada ke-19 SM .Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku
bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa yang tinggal
di Indonesia. Keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:
perbedaan ras asal,
perbedaan lingkungan
geografis,
perbedaan latar belakang
sejarah,
perkembangan daerah,
perbedaan agama atau
kepercayaan, dan
kemampuan adaptasi atau
menyesuaikan diri.
Faktor lingkungan geografis
yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut.
Negara kita berbentuk
kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang
tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat
sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang
berbeda.
Perbedaan bentuk muka
bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk
beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam
bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang
tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang
keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai
atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan
sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan
adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Besar kecilnya suku bangsa yang
ada di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup besar,
antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis, Makassar,
Minangkabau, Bali, dan Batak.
Biasanya suatu suku bangsa
tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara kita. Namun tidak
selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan orang Minang
misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.
Menghormati keragaman suku
bangsa
Bagaimana kita bisa bersikap
menghormati keragaman suku bangsa yang ada di tanah air? Kita bisa
mengembangkan sikap berikut ini.
Menerima suku-suku bangsa
lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita tidak
hanya bertemu orang satu suku bangsa.
Menambah pengetahuan kita
tentang suku-suku lain. Mempelajari suku bangsa lain tidak harus datang ke
daerah tempat tinggal mereka.
Tidak menjelek-jelekkan,
menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan
dengan harkat dan martabat yang sama.
Keragaman suku bangsa
merupakan kenyataan bangsa kita. Inilah kekayaan bangsa kita. Kalau kita tidak
menghormati suku bangsa sendiri, kita tidak akan menjadi bangsa yang kuat. Kita
tidak boleh hanya membanggakan suku bangsa kita sendiri dan merendahkan suku
bangsa lain. Kalau kita tidak menghormati keanekaragaman suku bangsa, tidak
akan tercipta kedamaian dalam hidup bersama. Tidak adanya saling menghormati
antarsuku bangsa akan menimbulkan konflik. Contohnya banyak. Antara lain
konflik di Poso, konflik di Sambas, dan konflik di Maluku.
Keanekaragaman Budaya di
Indonesia
Istilah budaya berasal dari
kata Sansekerta, yaitu buddayah atau buddhi yang berarti akal budi. Kebudayaan
berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Ada tiga bentuk
kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam bentuk gagasan, kebiasaan, dan benda-benda
budaya.
Kebudayaan yang berupa
gagasan, antara lain ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan peraturan.
Kebudayaan yang berupa
kebiasaan, antara lain cara mencari makan (mata pencarian), tata cara
pergaulan, tata cara perkawinan, kesenian, dan bermacam-bermacam upacara
tradisi.
Kebudayaan yang berupa
benda adalah semua benda yang diciptakan oleh manusia, seperti alat-alat
keperluan sehari-hari, rumah, perhiasan, pusaka (senjata), kendaraan, dan
lain-lain.
Manusia menciptakan
kebudayaan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Selain itu,
kebudayaan juga diciptakan untuk mengolah alam agar bermanfaat untuk kehidupan
manusia. Karena kondisi lingkungan alam berbeda-beda, maka terjadilah
keanekaragaman kebudayaan.
1. Mengenal keragaman budaya
di Indonesia
Lingkungan tempat tinggal
mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali
biasanya dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar
Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang
membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan
menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam
bentuk rumah adat. Berikut ini beberapa contoh rumah adat.
Rumah Bolon (Sumatera
Utara).
Rumah Gadang (Minangkabau,
Sumatera Barat).
Rumah Joglo (Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Jawa Timur).
Rumah Lamin (Kalimantan
Timur).
Rumah Bentang (Kalimantan
Tengah).
Rumah Tongkonan (Sulawesi
Selatan).
Rumah Honai (Rumah suku
Dani di Papua)..
Setiap suku bangsa mempunyai
upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya
upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku, perkawinan,
kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa kehidupan
itu berbeda-beda dalam masing-masing suku. Beberapa contoh upacara adat yang
dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Mitoni, tedhak siti,
ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
Seren taun (Sunda).
Kasodo (Tengger).
Nelubulanin, ngaben
(Bali).
Rambu solok (Toraja).
Keberagaman kebudayaan di
Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam bentuk kesenian
daerah.
Contoh lagu-lagu daerah
sebagai berikut.
Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
Sumatera Utara Lisoi,
Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
Sumatera Barat Kambanglah
Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
Riau Soleram
Sumatera Selatan Dek Sangke,
Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
Jakarta Jali-jali,
Kicir-kicir, Surilang
Jawa Barat Bubuy Bulan,
Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
Jawa Tengah Gundul-gundul
Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
Jawa Timur Rek Ayo Rek,
Turi-turi Putih
Madura Karaban Sape,
Tanduk Majeng
Kalimantan Barat Cik Cik
Periok
Kalimantan Tengah Naluya,
Kalayar, Tumpi Wayu
Kalimantan Selatan Ampar
Ampar Pisang, Paris Barantai
Sulawesi Utara Si
Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
Sulawesi Selatan Anging
Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
Sulawesi Tengah Tondok
Kadadingku
Bali Dewa Ayu,
Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
NTT Desaku, Moree, Pai
Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
Maluku Kole-Kole, Ole
Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
Papua Apuse, Yamko Rambe
Yamko
Tari-tarian Tradisional
Indonesia
Nangroe Aceh Darussalam
Tari Seudati, Saman, Bukat
Sumatera Utara Tari
Serampang, Baluse, Manduda
Sumatera Barat Tari
Piring, Payung, Tabuik
Riau Tari Joget Lambak,
Tandak
Sumatera Selatan Tari
Kipas, Tanggai, Tajak
Lampung Tari Melinting,
Bedana
Bengkulu Tari Adum,
Bidadari
Jambi Tari Rangkung,
Sekapur Sirih
Jakarta Tari Yapong,
Serondeng, Topeng
Jawa Barat Tari Jaipong,
Merak, Patilaras
Jawa Tengah-Yogyakarta
Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
Jawa Timur Tari Reog
Ponorogo, Remong
Bali Tari Legong, Arje,
Kecak
Nusa Tenggara Barat Tari
Batunganga, Sampari
Nusa Tenggara Timur Tari
Meminang, Perang
Kalimantan Barat Tari
Tandak Sambas, Zapin Tembung
Kalimantan Timur Tari
Hudog, Belian
Kalimantan Tengah Tari
Balean Dadas, Tambun
Kalimantan Selatan Tari
Baksa Kembang
Sulawesi Selatan Tari
Kipa, Gaurambuloh
Sulawesi Tenggara Tari Balumba,
Malulo
Sulawesi Tengah Tari
Lumense, Parmote
Sulawesi Utara Tari
Maengket
Maluku Tari Nabar Ilaa,
Perang
Papua Tari Perang, Sanggi
Seni Pertunjukan yang Ada di
Indonesia
Banten Debus
DKI Jakarta Ondel-ondel,
Lenong
Jawa Barat Wayang Golek,
Rudat, Banjet, Tarling, Degung
Jawa Tengah Wayang Kulit,
Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak Alang, Sintren
Jawa Timur Ludruk, Reog,
Wayang Kulit
Bali Wayang Kulit, Janger
Riau Makyong
Kalimantan Mamanda
Selain hasil kesenian yang
sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil
karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman
dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis, seni
pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni
yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan
patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain.
Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat
digemari turis mancanegara.
Menghormati budaya di
Indonesia
Keanekaragaman budaya
merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan modal
utama untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah
puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah Indonesia. Kebudayaan
daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-syarat,
seperti:
menunjukkan ciri atau
identitas bangsa
berkualitas tinggi
sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan
pantas dan tepat
diangkat sebagai budaya nasional.
Kebudayaan nasional harus
memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita,
sehingga menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada saat
kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan peringatan kemerdekaan 17 Agustus,
peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau swasta.
Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya
keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan
warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman budaya.
Kita juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan budaya
yang ada sekarang ini
Bagaimana cara menghormati
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati keanekaragaman
budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
Menghormati kelompok lain
yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
Tidak menghina hasil
kebudayaan suku bangsa lain.
Mau menonton seni
pertunjukan tradisional.
Mau belajar dan
mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik,
dan seni pertunjukan.
Bangga dengan hasil
kebudayaan dalam negeri.
disadur dari blog
virgi olivia
Comments
Post a Comment