pendidikan karakter


MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DITENGAH MINIMNYA KETELADANAN
Oleh;
Drs Yamin Bunyamin (guru smp Islam Al-Azhar BSD)
Karakter Bangsa(Nation character) yaitu  ciri khas suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lain.  Dimana karakter ini dipengaruhi oleh pengalaman sejarah, budaya juga masalah politik. Tentulah hal ini menjadi Penting karena dengan memiliki karakter yang kuat suatu bangsa akan memiliki martabat yang tinggi hingga memiliki kesetaraan derajat dengan bangsa lain hingga bangsa tersebut dapat berkiprah bahkan dominan dalam pergaulan  dan masalah Internasional. Secara etimologi karakter diartikan ” Watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai   landasan   untuk   cara   pandang,   berpikir,   bersikap,   dan   bertindak”. Bila merujuk pada pengertian tersebut maka Jelaslah karakter terbentuk karena proses bukan kejadian yang tiba-tiba.

Ditengah era post modernism( globalisasi)  suatu bangsa perlu memperkuat karakter baik yang dimilikinya. Sebab  bangsa yang tidak memiliki karakter yang kuat akan lemah ketangguhan budaya local serta Nasionalismenya. Hingga terombang-ambing oleh perubahan dan menjadi bangsa yang tidak berkarakter (labil/tidak punya prinsip) bahkan selalu menjadi budak perubahan akhirnya salah kaprah  dan dangkal dalam mengartikan modernisme; Modernisme hanya diartikan dari segi fisik saja bukan pada Intelektual dan sikap, misalnya pakaian, hiburan, makanan dan traveling sementara untuk pendalaman ilmu pengetahuan dan kematangan akhlak menjadi sesuatu yang tak tersentuh(untouchable).

Berikut adalah daftar Karakter bangsa Indonesia yang  ingin dibangun menurut Inpres
no 1/2010  yaitu;
Religius, Sikap Jujur,Toleransi,Disiplin,Kerja Keras,Kreatif,Mandiri,Demokratis,Rasa Ingin Tahu,Semangat kebangsaan,Cinta Tanah Air,Bersahabat/Komunkatif,Cinta Damai,Gemar Membaca,Peduli Lingkungan,  Peduli Sosial. Tanggung Jawab. Dari sederetan idealism karakter yang ingin dibangun ini apakah nyata adanya atau baru sebatas cita-cita yang masih jauh dalam pencapainya, lalu konkritnya bagaimana mewujudkanya? Siapa yang jadi motornya?

Sebelum membahas lebih jauh berikut adalah data dari kemdiknas tentang kwlitas SDM  Bangsa Indonesia yaitu;
·         International Education Achievement (IEA)
     Kemampuan membaca siswa SD menempati urutan 30 dari 38 negara.
·         The Third International Mathematics and Science Study Repeat (1999).
     Kemampuan Siswa bidang Matematika dan IPA berurutan menempati urutan 34 dan 32 dari          
      38 negara.
·         UNDP
      Human Development Index, tahun 2002 dan 2003 berurutan menempati  urutan 110 dari  
     173, dan 112 dari  175 negara. 

Disamping itu Pemberitaan Media Massa yang santer,  tentang fakta destruktif bangsa Indonesia.(tawuran, anarkhi dll)
ü  Merajalelanya Korupsi; dimana pelaku korupsi sudah sangat berani dan unjuk beking serta unjuk kepandaian berkelit serta memutar balikan fakta.
ü  Merajalelanya Penyakit Social; Seperti Pergaulan bebas, Narkoba, Perjudian, Prostitusi baik terselubung maupun terang-terangan dan Premanisme.
ü  Lunturnya pemahaman Pancasila dan Rasa nasionalisme; beberapa sekolah elit sudah melupakan hari-hari Besar Nasional
ü  Lunturnya sikap sopan santun sebagi budaya timur; akibatnya sering terjadi ketidak harmonisan hubungan diantara sesame bangsa Indonesia karena yang diutamakan adalah egoisme pribadi. Bentuk riilnya main hakim sendiri.Rakyat kecil dan anak Muda banyak yang mudah Putus asa(tidak mandiri/Minder).
ü  Lunturnya persatuan dan gotonh royong
Dari fakta tersebut  dapat kita rasakan sekarang betapa  sulitnya  mencari tokoh yang dapat dianut oleh semua  kalangan, kita tidak lagi memiliki tokoh sehebat Moch Hatta, Bung Tomo,  H Agus Salim, M Natsir , Jendral soedirman atau polisi yang jujur seperti Hugeng atau ulama besar seperti Buya Hamka dimana mereka disamping  kemampuan ilmunya yang sangat memadai juga hebat dalam tataran aplikasinya juga dalam keiklasanya memajukan bangsa mereka pun dapat diterima oleh semua suku yang ada di Indonesia.
Dari sekian banyak Pahlawan yang memiliki karakter ke Indonesiaan  dan dapat dibanggakan penulis akan menyuguhkan beberapa contoh orang berkarakter yang bisa ditauladani . yaitu Jendral Soedirman kita semua tahu beliau sangat religious dan sangat paham akan aturan agama, beliau juga punya hati yang lembut ketika pasukanya kehabisan bekal dalam kondisi sakit oleh anakad buahnya diberi makan sup beliau tidak mau dan memilih makan sama dengan yang dimakan anak buahnya,juga ketika perbekalan  pasukanya kian menipis beliau merelakan seluruh perhiasan istrinya dijadikan modal perjuangan. lalu  sekarang bisakah kita menunjukkan contoh manusia yang penuh keilasan sepeti Jendral Soedirman, Contoh lainya adalah Bung Hatta bagaimana beliau menjual tanahnya yang luas di sawah Lunto utnuk membiayai perjuangan bangsa Indonesia  beliau sama sekali tidak memikirkan kesejahtraan pribadinya belum lagi beliau dibuang kesana kemari oleh pmerintah colonial bahkan dipenjara semua itu beliau jalani dengan penuh keiklasan demi bangsa dan Negara  juga pada waktu itu amat banyak tokoh2 yang bisa dijadikan panutan beliau berdua adalah  contoh yang mewakili kearifan Nasional bangsa Indonesia pada waktu itu.
      Pendidikan karater (carakter Building) dapat diartikan Penanaman keseluruhan nilai-nilai luhur yang dimiliki suatu bangsa bersendikan religious,norma, aturan yang berlaku dan kearifan local kepada peserta didik melalui bermacam metode dan ketauladanan sehingga menghasilkan anak didik yang berakhlakul karimah berwawasan global dan berkepribadian Indonesia.
Untuk menjaga kelangsungan hidup Negara Indonesia yang besar ini dan untuk menjaga kewibawaan serta martabat bangsa agar sejajar dan dihormati bangsa lain. Tentu kita harus mendukung upaya apapun dan oleh siapapun  dalam rangka membangun karakter bangsa agar memiliki sifat-sifat yang tertulis diatas.  Kenyataan memang pahit dan menyedihkan bila kita mendengar kisah-kisah orang Indonesia yang berada di Luar Negeri mereka mendapat julukan-julukan yang sangat menyakitkan sebagai contoh di Negeri tetangga disebut pendatang haram  dan entah apa lagi julukan bangsa kita di Negara lainya. Sekedar untuk bercermin mari kita tengok Negara tetangga kita bagaiman seorang Mahatir Muhamad bisa mengangkat citra bangsa melayu hingga menjadi tuan di Negaranya sendiri. Bagaimanakah dengan bangsa kita apakah para politisi, ulama, pemerintah, masyarakat, dan komponen lainya serius membangun karakter bangsa ini. Jika serius mengapa contoh yang disuguhkan setiap hari kepada generasi muda yang kekisruhan dan kekisruhan saja kemanakah Generasi muda kita mencari sosok contoh yang bisa dianutnya. Apakah kita tidak malu dengan bangsa lain  yang selalu mempertontonkan keberhasilan? Apalagi jika memperhatikan kata-kata tokoh pendidikan kiat Prof Arief Rahman Hakim beliau sering mengatakan dalam mentransfer nilai-nilai yang baik sangat dibutuhkan Model yaitu contoh.
      Rumusan-rumusan diatas tak akan berhasil dan tentu saja akan gagal total bila dalam pelaksanaanya tidak serius dan tidak segera untuk memulainya, kita mulai dari diri sendiri dulu kemudian di Rumah kita masing-masing selanjutnya orang dewasa, para guru, orang tua, pemerintah masyarakat tokoh- tokoh politik jika menginginkan Pendidikan Karakter ini berhasil harus bersedia menjadi tokoh panutan yang bias ditauladani. Mudah-mudahana anak Muda Indonesia Bangkit lalu membangun Negara dengan Pondasi Iman, Taqwa Cerdas dan menghargai sesama. Amiin

Daftar Pustaka
1.      Riwayat Jendral Soedirman (Youtube)
2.      Mempengaruhi Jiwa & akal Anak M Rasyid Dimas Pustaka alkautsar
3.      Pendidikan karakter  by Dony Kesumah (Goggle)
4.      Pendidikan Karakter Darwis Spd Mpd (Diknas Pusat)
5.      Moch Hatta, memoir,PT Tinta Mas Indonesia,1979
6.      Runtuhnya Negara dan Bangsa,Agus Surata& Tuhana Taufiq A penerbit UPN Veteran Jogjakarta Press

       




Comments

Popular posts from this blog

.construktif conflik

MENJAGA KEUTUHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA