Haruskah peraturan itu membuat BT

Setiap sekolah diseluruh Dunia pasti punya peraturan, berbagai tanggapan mengenai peraturan sekolah ini ada yang menanggapinya dengan Antusias dan tidak suka dengan peraturan sekolah namun masih ada anak sekolah yang mengatakan bahwa peraturan sekolah masih diperlukan………..

Namun apapun yang terjadi, tetap saja peraturan tidak bisa dipisahkan dari kehidupam manusia,dan peraturan itu tidak hanya hidup dilingkungan manusia terdidik saja tapi juga dilingkungan masayrakat kelas bawah atau dilingkungan preman sekalipun,tidak ada tempat di Dunia ini yang tidak ada peraturanya, karena peraturan itu adalah kodrat/ atau takdir manusia harus hidup dan ditemani oleh peraturan, manusia dan peraturan diibaratkan paru2 dan oksigen. Tinggal bagaimana sekarang pihak-puhak yang berkepentingan dengan peraturan membuat peraturan itu efektif diterima dengan iklas dan tentu dilaksanakan dengan iklas juga. sehingga anak-anak sekolah juga anggota masyarakat lainya menyadari akan pentingnya peraturan.

Serangkaian peraturan yang membuat anak-anak BT (bad Mood) menurut hasil survey secara acak pada 30 siswa dari berbagai kelas dan tingkatan disalah satu sekolah swasta elitdikawasan tangsel.

1. Tidak boleh bawa Hp ke Sekolah.

2. Harus pake kerudung.

3. Tidak boleh rambut panjang bagi cowok.

4. Baju harus dimasukan.

5. Tidak boleh pacaran.

6. Tidak boleh bikin Gank

7. Tidak boleh bercanda dalam kelas.

8. Sepatu gak boleh diinjak belakangnya

9. Gak boleh terlambat datang ke Sekolah.

Ke sembilan peraturan inilah dimana oleh anak-anak sekolah dinilai paling membosankan, mereka tidak menolak terhadap ketentuan itu namun menerimanya dengan terpaksa hingga melahirkan sikap Apriori terhadap sekolah dan program-programnya. Tentu saja mereka mempunyai banyak alasan mengapa peraturan-peraturan itu membuat mereka tidak nyaman, diantaranya adalah;

· Dianggap cupu oleh teman-temanya.

· Menginginkan kebebasan yang lebih.

· Ingin merasakan bagaimana rasanya melanggar aturan(sensasi)

· Ada anggapan bahwa melanggar peraturan itu dianggap hebat oleh temannya .

· Terpengaruh oleh gaya hidup teman-temanya.

· Terpengaruh oleh Arus globalisasi dan salah mengartikan Modernisme.

· Mencari jatidiri.

· Ingin Meniru tokoh yang di Idolakanya

· Tidak dijadikanya nilai-nilai Agama menjadi pondasi dalam menjalankan kehidupan.

Kita semua baik orangtua,guru dan Anak-anak sekolah perlu mereflesikan diri dalam menghadapi fenomena ini, tidak boleh cepat-cepat mengambil kesimpulan dan memberi penilaian negatif karena hal itu akan menambah makin parahnya sikap apriori mereka terhadap aturan baik peraturan rumah maupun peraturan sekolah. Karena kalau sampai mereka memiliki anggapan bahwa peraturan itu merupakan belenggu kebebasan yang harus dilawanya, maka orang-orang yang punya komitmen untuk menegakkan peraturan akan dianggapnya sebagai musuh dan ia akan berani menghadapinya demi kebebasan yang ia dambakan, walaupun yang dihadapinya adalah orangtuanya sendiri. Para orangtua zaman sekarang harus meyadari bahwa tantangan menjadi orangtua sekarang lebih berat bila dibandingkan dengan orangtua zaman dahulu dimana anak-anak mereka sangat patuh kepada orangtua tak ada yang berani melawan tidak sepeti anak zaman sekarang dimana kalau orang tua melarang harus disertai dengan alasan yang masuk di akal anak-anak mereka. Jelaslah terlihat disini terdapat gap yang tajam antara kepentingan orangtua, guru, dan sekolah disatu sisi dengan kemuan anak-anak disisi yang lainnya. Lantas timbul pertanyaan bagaimana caranya agar peraturan itu dierima oleh mereka dan dengan penuh keiklasan mereka maau menjalankan peraturan dengan penuh keiklasan dan tanggungjawab?

Perlu kesabaran yang ekstra untuk menyadarkan generasi muda agar mereka mau menjalankan peraturan dengan baik, dan pekerjaan yang pertama yang harus dikerjakan adalah membuat mereka yakin bahwa peraturan itu sangat penting bagi mereka sendiri dan orang lain, langkah-langkah agar anak-anak muda bersedia menjalankan peraturan dengan baik :

a. Orangtua dan orang dewasa lainya yang berada disekitarnya mampu memberi contoh kepada yang bersangkutan karena menurut Prof Arif Rahman Hakim salah satu pakar pendidikan mengungkapkan bahwa anak-anak ini perlu model dalam melakukan disiplin dan yang dijadikan model dalam disiplin itu adalah orang dewasa.


b. Memberi Suplemen positif yaitu meyakinkan pada mereka bahwa perbuatan baik sekecil apapun akan menghasilkan sesuatu yang baik dalam memberi asupan-asupan positif itu harus kontinyu ajaklah mereka selalu melakukan hal-hal positif(positively life) dimulai dari hal-hal yang paling kecil misalanya membuang sampah yang terlihat oleh kita walaupun bukan dirumah kita, selalu mengucapkan terimakasih apa bila ada orang yang berbuat baik walaupun Cuma diambilkan pensil yang jatuh, selalu meminta maaf walaupun sekecil apapun kesalahnya itu.


c. Diajak berhitung tentang perbuatan baik buruk, apakah pada hari itu ia banyak melkukan perbuatan baik atau perbuatan buruk, disini anak-anak diajak untuk Jujur pada diri sendiri tentang perbuatannya kalau banyak perbuatan baik yang ia lakukan maka ia harus diberi reword agar ia termotivasi untuk melkukanya lagi, jika Prbuatan buruk yang banyak ia lakukan maka diajak Introspeksi sehingga ia menemukan gejalanya sendiri kenapa ia terdorong melkukan perbuatan itu, Biar ia sendiri yang menyatakan bahwa perbuatanya itu salah.


d. Membuat konfernsi Meja Bundar dirumah sendiri, untuk mengantispasi masalah masalah yang dihadapi anak serta bersama-sama anak itu mencari solusinya, disini anak benar-benar terlibat dlam mengantisipasi masal-masalh tersebut dan bila sudah tercapai kesepakatan masing-masing memiliki komitmen yang serius untuk menjalankan dengan penuh tanggung jawab.


e. Buatlah suasana Rumah sereligius mungkin hidupkan nilai agama didalam rumah, dimuali dari ucapan, busana sikap dan tingkah laku semua anggota keluarga melakukan hal yang serupa

.f.Mengkampanyekan Budaya positif, termasuk kebaikan atau prestasi yang membanggakan dari bangsa Indonesia misalnya kebiasaan ANTRI

Semoga kajian in bermanfaat bagi kita semua khusunya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh bangsa Indonesia yang saya Cintai, Prinsip saya “Bhineka tunggal ika” walaupun kita berbeda pendapat berbeda pandangan politik tapi kita memiliki kesamaan yaitu mencintai kebenaran dan keadilan. Watawwa saubil haq, wataaaw saubbissobr”

Comments

Popular posts from this blog

.construktif conflik

MENJAGA KEUTUHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA